BERITA

Jakarta, CNN Indonesia--

Sosok pendiri Sinar Mas Group Eka Tjipta Widjaja kembali muncul diingatan publik karena kasus sengketa hak warisan yang diajukan anaknya Freddy Widjaja terhadap saudaranya ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Freddy menggugat hak warisan Eka Tjipta dengan nilai aset mencapai Rp672,61 triliun.

Seperti apa sepak terjang Eka Tjipta sehingga memiliki warisan yang tengah diperebutkan?
Eka Tjipta merupakan nama yang tak asing dalam dunia bisnis di Indonesia. Ia merupakan konglomerat dan pendiri Sinar Mas Group, grup dengan gurita bisnis di berbagai sektor mulai dari perkebunan kelapa sawit, keuangan, properti, hingga telekomunikasi.

Ia lahir dengan nama Oei Ek Tjhong di Quanzhou, Provinsi Fujian, China pada 27 Februari 1921. Eka sudah meninggal.

Ia tutup usia di kediamannya di Menteng, Jakarta Pusat pada 26 Januari 2019 silam.
Semasa hidupnya, Eka mengumpulkan pundi-pundi kekayaan hingga mampu mewariskannya kepada anak-anak dengan penuh kerja keras. Ia bahkan hanya lulus sekolah dasar karena tak mampu melanjutkan pendidikan di tengah kemiskinan keluarga.

Lepas dari bangku sekolah, Eka membantu keuangan keluarga dengan berjualan biskuit saat berusia 17 tahun. Setelah itu, ia mulai menjual hal-hal lain, mulai dari kembang gula, terigu, semen, hingga minyak kelapa sawit.

Pada era 1950, Eka menjajal peruntungan dengan bisnis kopra. Eka pun mengalami banyak pasang surut dalam usaha. Bangkrut satu usaha, coba usaha lain.

Namun, berbagai hal itu tak menyurutkan langkahnya hingga mampu mendirikan pabrik penyulingan minyak nabati dan kopra pertama Sinar Mas, yakni Pabrik Bitung Manado Oil Limited di Sulawesi Utara pada 1968.

Seiring perkembangannya, Sinar Mas mengakuisisi pabrik soda kimia, Tjiwi Kimia pada 1972, yang kemudian menjadi pabrik kertas pertama Sinar Mas.

Pada 1972 juga menandai dimulainya pilar bisnis Developer dan Real Estate, yang dikenal dengan PT Duta Pertiwi Tbk.

Lalu 10 tahun kemudian, PT Internas Artha Leasing didirikan dan berkembang menjadi perusahaan jasa keuangan yang terintegrasi.

Pada 1986, Sinar Mas Forestry mengelola hutan tanaman industrinya yang pertama. PT Dian Swastatika Sentosa juga didirikan pada 1996 untuk memasok listrik ke fasilitas-fasilitas produksi Sinar Mas di pedalaman.

Pada 2006, Sinar Mas juga merambah bisnis telekomunikasi ketika mendiri smartfren sebagai hasil merger dengan salah satu provider, Fren.

Post a Comment

Ų£Ų­ŲÆŲ« Ų£Ł‚ŲÆŁ