BERITA

mobil

Jakarta -

Kecelakaan yang melibatkan supercar kembali terjadi di ruas Tol Jagorawi. Kali ini, sebuah McLaren berkelir oranye ringsek. Penghuni mobil dilaporkan mengalami luka.

Kasat Lantas Polresta Bogor Kompol Fajar Hari Kuncoro mengatakan pihaknya masih melakukan penyidikan terkait kecelakaan tunggal yang melibatkan mobil sport dengan harga miliaran rupiah tersebut. Dalam kecelakaan ini, satu pengemudi dan satu penumpang selamat.

"(Penyebab kecelakaan) faktor manusia. Diduga akibat kurang hati-hatian dari pengemudi kendaraan McLaren warna oranye nopol B-2502-SBI," sebut Fajar

Memacu supercar dengan kecepatan tinggi memang menjadi sensasi tersendiri. Apalagi, dibarengi dengan jalanan sepi di saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), banyak orang yang memanfaatkannya untuk menguji nyali dengan ngebut. Padahal, hal itu berpotensi menimbulkan bahaya.

Senior instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengatakan kebut-kebutan dengan memanfaatkan jalanan sepi di tengah PSBB merupakan tindakan yang tidak bijaksana. Menurutnya, ketika seseorang pengemudi memiliki SIM, dia harus tahu peraturan yang dikeluarkan pemerintah, tak terkecuali batas kecepatan maksimal.

"Jadi ketika dia ngebut dia pikir itu sepi, justru di situlah bahayanya tinggi," kata Sony kepada wartawan dalam video conference akhir pekan kemarin.

"Kalau dia mau bijaksana ya dia harus sesuaikan kecepatannya sesuai dengan aturan lalu lintas. Apalagi perkotaaan," sebutnya.

Kata Sony, saat jalanan sepi, pengemudi jangan pernah merasa aman. Justru kebanyakan kecelakaan terjadi saat jalanan sepi.

"Kalau kita bicara fatality, pas lagi kosong (lebih berbahaya), bukan pas lagi macet. Terbukti banyak fatality, kemarin (kecelakaan) BMW (di tol dalam kota yang selip saat ngebut di jalanan licin), kemudian (kecelakaan) Wakil Jaksa Agung (yang melibatkan Nissan GT-R)," kata Sony.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama