Blitar -
Efek wabah Corona mulai dirasakan para petani di Blitar. Karena Pasar Kramat Jati Jakarta tak menerima pasokan cabai dari Blitar, harga di tingkat petani anjlok hingga Rp 5 ribu per kg.Seorang petani cabai di Kecamatan Wates, Iwan Pitono mengatakan, di Desa Sukorejo hanya ada lima petani yang berani menanam cabai. Ini karena kondisi geografis wilayah Wates dataran tinggi bukit kapur. Sehingga proses pengairan membutuhkan daya listrik tinggi untuk menyedot air dari sumur.
Anjloknya harga cabai rawit hingga ke kisaran Rp 5 ribu sampai Rp 6 ribu per kg, membuat mereka harus memutar otak agar tidak merugi semakin banyak. Karena petani baru bisa menutup biaya operasional tanaman cabai jika harganya Rp 15 ribu per kg.
"Kami setor ke pengepul dapat harga di kisaran Rp 5 ribu per kg. Lalu kami sepakat mengirim sendiri hasil panenan ke Pasar Induk Jakarta. Ternyata dapat kabar kondisi pasar sepi. Mereka tidak mampu membeli pasokan banyak dari kami, karena pembelinya gak ada. Warung dibatasi pembelinya, padahal konsumsi terbanyak kan di situ," ucapnya kepada detikcom, Selasa (5/5/2020).
Para petani ini pun kemudian melirik pasar Surabaya. Ternyata, kondisinya tak jauh beda. Apalagi sejak Surabaya, Sidoarjo dan Gresik juga menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), praktis tertutup jalur buang hasil panenan cabai petani Blitar.
Jika anda tertarik, silahkan kunjungi situs resmi kami di http://joinpkv99.com/
Posting Komentar